Jumat, 08 Juni 2012

TUGAS PROYEK MINI 2011/2012


PERILAKU DAN PENGAJARAN ANAK PRA-SEKOLAH

Pendahuluan:
Masa usia prasekolah merupakan periode emas (golden age) bagi perkembangan anak untuk memperoleh proses pendidikan. Periode ini adalah tahun-tahun berharga bagi seorang anak untuk mengenali berbagai macam fakta di lingkungannya sebagai stimulan terhadap perkembangan kepribadian, psikomotor, kognitif maupun sosialnya.           
Anak prasekolah pada awalnya, masih sangat sulit untuk berkonsentrasi dalam belajar. Sehingga seorang guru harus mengerti bagaimana sebenarnya bentuk pengajaran yang sesuai untuk anak prasekolah. Anak prasekolah sudah mulai dapat belajar menulis, membaca, menyanyi, dan bermain. Disinilah diperlukan ketrampilan seorang guru untuk mampu mengajari muridnya bagaimana melatih ketrampilan motorik kasar dan halusnya.
Anak prasekolah, pada umunya aktif. Mereka umumnya dapat cepat menyesuaikan diri secara sosial.  Anak TK cenderung mengekspresikan emosinya dengan bebas dan terbuka. Pada usia ini anak menjadi 'egosentris'.Dimana, mereka saat bermain lebih mementingkan dirinya sendiri, daripada berbagi dengan temannya. Anak prasekolah,lebih banyak bermain daripada belajar. Karena, pada saat usia ini, anak – anak lebih suka bermain dengan diri sendiri atau dengan temannya.
Oleh karena perilaku anak prasekolah di atas, kami memilih topik ini untuk mengetahui bagaimana sebenarnya bentuk perilaku dan pengajaran yang diberikan oleh gurunya dalam mengembangkan motorik anak tersebut.

Landasan Teori:
Teori Piaget
Dalam observasinya, Piaget meyakini bahwa perkembangan kognitif terjadi dalam empat tahapan. Masing-masing tahap berhubungan dengan usia dan tersusun dari jalan pikiran yang berbeda-beda. Menurut Piaget, semakin banyak informasi tidak membuat pikiran anak lebih maju. Kualitas kemajuannya berbeda-beda. Tahapan Piaget itu adalah fase sensorimotor, pra operasional, operasional konkret, dan operasional formal.
Tahap Sensorimotor: berlangsung sejak kelahiran sampai sekitar usia dua tahun. Dalam tahap ini, bayi menyusun pemahaman dunia dengan mengkoordinasikan pengalaman indera(sensory) mereka (seperti mendengar dan meihat) dengan gerakan motor (otot) mereka (menggapai, menyentuh).
Tahap Pra Operasional: berlangsung saat usia dua tahun sampai tujuh tahun. Anak mulai mempresentasikan dunia dengan kata dan gambar. Kata dan gambar ini merefleksikan peningkatan pemikiran simbolis dan melampaui koneksi informasi indrawi dan tindakan fisik.
Tahap Operasional Konkret: berlangsung saat usia tujuh tahun sampai sebelas tahun. Anak kini bisa bernalar secara logis tentang kejadian-kejadian konkret dan mampu mengklasifikasi objek ke dalam kelompok yang berbeda-beda.
Tahap Operasional Formal: berlangsung pada usia sebelas tahun sampai dewasa. Remaja berpikir secara lebih abstrak, idealistis, dan logis.
Kami mengobservasi anak-anak pra sekolah yang dalam teori Piaget, anak tersebut termasuk dalam tahap pra operasional. Piaget membuat Teaching Strategies dengan bekerja dengan pemikir Pra-Operasional, yaitu suruh anak untuk menata sekelompok objek, mengurangi egosentris, libatkan anak dalam interaksi sosial, mintalah si anak untuk membuat pertandingan, beri anak pengalaman dalam operasi urutan, suruh anak-anak menggambar pemandangan dengan perspektif, buat lereng yang menurun atau bukit kecil, mintalah anak-anak memberikan alasan dari jawaban mereka ketika mereka mengambil kesimpulan. Menurut Piaget anak pada tahap pra-operasional juga tidak bisa melakukan apa yang disebutnya sebagai “operasi”. Dalam teori Piaget operasi adalah representasi mental yang dapat dibalik (reversible).
                                                                                    
Teori Vygotsky
Zone of Proximal Development: istilah Vygotsky untuk serangkaian tugas yang terlalu sulit dikuasai anak secara sendirian tetapi dapat dipelajari dengan bantuan dari orang dewasa atau anak yang lebih mampu.
Scaffolding: sebuah teknik untuk mengubah level dukungan. Guru atau orang yang lebih ahli menyesuaikan jumlah bimbingannya dengan level kinerja murid yang telah dicapai.
Bahasa dan Pemikiran: vygotsky percaya bahwa anak-anak menggunakan bahasa bukan hanya untuk komunikasi sosial, tetapi juga untuk merencanakan, memonitor perilaku mereka dengan caranya sendiri.
Penggunaan bahasa untuk mengatur diri sendiri ini dinamakan “inner speech” atau “private speech”yang dimana inner speech adalah suatu komunikasi terhadap diri sendiri. Hal ini merupakan proses awal untuk mengetahui dirinya sendiri sehingga ia aakn mampu menganalisis kekurangannya dan kekuatan yang dimilikinya. Menurut Piaget ini bersifat egosentris dan tidak dewasa, tetapi menurut Vygotsky  ini alat penting bagi pemikiran selama masa kanak-kanak. Menurut Vygotsky anak-anak harus menggunakan bahasa untuk berkomunikasi dengan oranglain sebelum mereka bisa focus ke dalam pemikirannya sendiri. Vygotsky percaya bahwa anak yang banyak menggunakan private speech akan lebih kompeten secara sosial, ketimbang yang tidak. Dia berpendapat bahwa private speech merepresentasikan transisi awal untuk menjadi lebih komunikatif secara sosial. Vygotsky juga membuat teaching strategies untuk pendidikan anak, yaitu gunakan zone of proximal development, gunakan teknik scaffolding, gunakan kawan sesama murid yang lebih ahli sebagai guru, dorong pembelajaran kolaboratif dan sadari bahwa pembelajaran melibatkan suatu komunitas orang yang belajar, pertimbangkan konteks kultural dalam pembelajaran, pantau dan dorong anak-anak dalam menggunakan private speech, dan vygotsky tidak percaya bahwa tes formal standar adalah cara terbaik untuk menilai kemampuan belajar atau kesiapan anak untuk belajar.

Alat dan Bahan:
Y      Kamera
Y      Alat tulis
Y      Notes

Analisis Data:
Data yang didapat merupakan hasil dari kumpulan observasi secara langsung. Data di dapat dengan cara mengamati dan berinteraksi langsung dengan anak-anak dari TK Methodist 1 dan TK Immanuel.
Objek atau Subjek:
Objek penelitian di sini adalah bentuk pengajaran yang di berikan terhadap anak usia pra-sekolah di TK Methodist 1 dan TK Immanuel. Sedangkan subjek penelitiannya adalah siswa-siswi TK Methodist dan TK Immanuel.

Jadwal Pelaksanaan:
No.
Jenis Kegiatan
5 Mei
7 Mei
17 Mei
24 Mei
25 Mei
26 Mei
1 Juni
4 Juni
5 Juni
6 Juni
7 Juni
9 Juni
1.
Penentuan Topik, Judul dan Landasan Teori
©











2.
Pembuatan Surat Izin

©










3.
Menentukan Hari Kunjungan


©









4.
Kunjungan Ke TK Methodist 1



©
©







5.
Kunjungan Ke TK Immanuel





©






6.
Analisis Data






©





7.
Edit Keseluruhan Proyek







©




8.
Pembuatan Poster








©



9.
Tahap Pelaporan dan Evaluasi









©


10.
Pembuatan Testimoni Anggota Kelompok










©

11.
Posting Blog











©


Kalkulasi Biaya:

Pengeluaran Dana
No
Pengeluaran
Harga
Banyak
Jumlah
1.
Transportasi
@3.000
3
9.000
2
Souvenir
@66.000
3
198.000
JUMLAH                                                       Rp. 207.000

PELAKSANAAN
            Penelitian dilaksanakan selama 3 hari berturut-turut mulai dari tanggal 24-26 Mei 2011 di dua TK, yaitu TK Methodist 1 dan TK Immanuel. Penelitian pada TK Methodist kami laksanakan pada tanggal 24 dan 25 Mei. Kami memulai kegiatan tersebut dari pagi hari sampai siang hari. Pertama kami berkumpul di kampus pada pukul 08.30 dan kami langsung menuju ke TK tersebut. Pada awalnya mendapatkan sedikit kesulitan dalam perizinan observasi dari kepala sekolah TK Methodist 1, namun akhirnya kami mendapatkan perizinan tersebut.
Kami memulai observasi dengan cara memasuki masing-masing kelas dimana setiap anggota kelompok kami mengobservasi satu kelas. Kemudian kami mulai mengamati perilaku dan cara belajar dan bermain anak-anak tersebut. Selain itu, kami juga berinteraksi dengan anak-anak tersebut untuk melihat perkembangan sosial mereka.
Setelah lonceng sekolah berbunyi dan menandakan waktu pulang dari sekolah, kami pun menghentikan observasi kami pada hari pertama. Pada hari kedua kami kembali mengobservasi anak TK Methodist 1 dengan cara yang sama seperti pada hari pertama. Namun, karena hari kedua adalah hari terakhir kami mengobservasi anak TK Methodist 1 tersebut maka kami memberikan reward kepada masing-masing anak.
            Pada hari yang ketiga kami melanjutkan observasi ke TK yang berbeda yaitu TK Immanuel. Kami menggunakan cara yang sama terhadap anak-anak TK tersebut seperti pada TK Methodist 1 yang sebelumnya. Setelah kami mengobservasi anak TK Immanuel, kami juga tidak lupa untuk memebrikan reward kepada anak-anak TK Immanuel karena mereka sudah membantu kami dalam melaksanakan tugas ini.


PELAPORAN DAN EVALUASI

Laporan:
Dalam observasi kami tentang anak pra sekolah ini, menurut teori Piaget seperti yang kami tuliskan dalam landasan teori di atas, bahwa anak pra sekolah itu termasuk dalam tahap pra operasional, dimana dalam tahap ini anak kecil secara mental mulai bisa merepresentasikan objek yang tak hadir. Ini memperluas dunia mental anak hingga mencakup dimensi-dimensi baru. Penggunaan bahasa dan kemunculan sikap bermain adalah contoh lain dari peningkatan pemikiran simbolis. Anak kecil mulai mencoret-coret gambar orang, rumah, mobil, awan, dll.  Dari yang kami amati saat berada di TK Metodist 1, para guru mengajarkan tentang mengenal tulisan, mewarnai, dan menggambar. Gambar anak-anak di TK B ini kebanyakan gambar rumah, pemandangan, dan bentuk-bentuk yang sederhana, dan anak di TK A diajarkan mewarnai, tetapi hasil mewarnai mereka itu abstrak, seringkali melewati garis gambar. Pengajaran yang diberikan pada TK Metodist 1 antara lain, menyanyi, menggambar, mewarnai, menulis, berbicara dalam bahasa asing, bermain, dll. Anak-anak tersebut juga sudah bisa memakai sepatu sendiri, berdoa sendiri, mengerjakan tugasnya sendiri, dan sudah bisa ke toilet sendiri, walaupun masih ada sedikit diantara mereka yang masih mengalami kesulitan saat ingin buang air. Dan menurut teori Piaget tahapan ini mempunyai keterbatasan yaitu egosentris dan animisme. Egosentris ini ketidakmampuan anak untuk membedakan antara perspektif milik sendiri dengan perspektif orang lain.  Terlihat saat anak TK Metodist 1 dan TK Immanuel dibagikan mainan oleh gurunya, lalu salah satu temannya meminta mainan tersebut darinya, dan ank TK tersebut tidak mau berbagi dengan temannya, dia menganggap bahwa mainan itu miliknya.
Dari teori Vygotsky di atas yang kami tuliskan dalam landasan teori, kami melihat bahwa anak TK Methodist 1 dan TK Immanuel sudah berkomunikasi dan bersosialisasi dengan teman sebaya dan guru juga lingkungan di sekitarnya. Anak-anak juga diajarkan cara memberi salam dan berperilaku dengan baik. Berdasarkan teori mengenai Inner Speech nya Vygotsky, anak-anak di TK Methodist 1 dan TK Immanuel berbicara sendiri saat mereka sedang sibuk bermain sendiri misalnya saat dalam permainan menyusun balok. 

POSTER

 
Evaluasi:
            Dalam menyelesaikan tugas proyek mini ini, kami menjumpai sedikit masalah seperti halnya perizinan dari kepala sekolah untuk mengobservasi dimana kepala sekolah tersebut sempat untuk menolak kami. Selain itu, memiliki kendala dalam pembuatan poster.
            Namun, secara keseluruhan semuanya dapat berjalan dengan lancar dan sesuai dengan harapan yang kami ekspektasikan.



TESTIMONI
Christine Verawaty Simatupang (11-068)
            Tugas observasi ini sangatlah bermanfaat bagi saya, dimana saya dapat secara langsung melaksanakan tugas lapangan ke TK. Hal ini  merupakan pengalaman yang sangat menyenangkan dan saya sangat senang bertemu dengan anak-anak TK yang sangat lucu-lucu dan baik hati.
Eldaa Kristy Tophano (11-072)
            Dalam proyek mini ini kelompok kami mendapat kesulitan dan kendala, tapi itu semua dapat kami lewati. Saya senang saat melakukan proyek mini ini karena kami dapat bermain dengan anak-anak TK yang lucu dan pintar. Pengalaman ini sangat menyenangkan bagi saya dan sangat bermanfaat.
Eva F. Berahmawaty (11-126)
            Ini merupakan pengalaman pertama mengobservasi secara langsung ke TK. Awalnya, lumayan deg-degan juga, tetapi terakhirnya biasa aja. Muridnya juga menyenangkan dan lucu-lucu( padahal awalnya merasa kalau anak TK tersebut gak bakalan ramah ).

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Diberdayakan oleh Blogger.

Pengikut